MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMBINAAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM GENERASI MASA KINI
Tuesday, October 25, 2016
MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PEMBINAAN
NILAI-NILAI PANCASILA
DALAM
GENERASI MASA KINI
DISUSUN
OLEH:
Nama
: Dedy Indra Setiawan
NPM : 16753011
EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN INFORMATIKA I A
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2016
DAFTAR
ISI
JUDUL
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................... 2
B. TUJUAN............................................................................................................ 3
C. PEMBAHASAN............................................................................................... 4
1. Ketahanan nasional dan
nilai-nilai karakter bangsa............................. 4
2. Rendahnya tingkat
kesadaran ideologi bangsa................................... 8
3. Landasan pedagogis ........................................................................... 9
4. kolaborasi antar
komponen bangsa.................................................... 10
KESIMPULAN.................................................................................................... 12
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa
dan negara Indonesia terdiri dari berbagai macam unsur yang membentuknya yaitu
suku bangsa, kepulauan, kebudayaan golongan serta agama yang secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuaan. Setelah
melalui proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia
menemukan jati dirinya, yang didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter
bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, kemudian oleh para pendiri negara kita
dirumuskan dalam satu rumusan yang sederhana namun mendalam, yaitu Pancasila.
Dalam
hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa
Indonesia sebagai bangsa harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat
agar tidak terombang-ambing di tengah-tengah masyarakat internasional. Dengan
kata lain bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan
yang kuat agar setiap generasinya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Jadi,
secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila
sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif
historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena berdasarkan
nilai-nilai yang sudah ada, agar tercipta dan tercermin nilai-nilai Pancasila
dalam generasi muda masa kini, perlu dilakukan berbagai cara agar mampu
menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap diri generasi muda masing-masing.
Sehingga, generasi muda sekarang menjadi teladan bagi generasi-generasi
berikutnya.
B. Tujuan
1.
Mengetahui
mengenai ketahanan nasional dan nilai-nilai karakter
2.
Mengetahui
rendahnya Tingkat Kesadaran Ideologi Bangsa
3.
Mengetahui belum
dikembangkannya landasan pedagogis untuk menanamkan kesadaran terhadap
nilai-nilai karakter bangsa
4.
Mengetahui belum
adanya kolaborasi antar komponen bangsa dalam upaya menanamkan kesadaran
nilai-nilai karakter bangsa
C. PEMBAHASAN
1.
Apa itu
ketahanan nasional dan nilai-nilai karakter bangsa?
Ketahanan nasional merupakan kondisi
dinamis suatu bangsa yang berisi kekuatan nasional, didalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan, baik yang datang
dari luar maupun yang datang dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Ketahanan nasional dirumuskan ke
dalam delapan subsistem (Astagatra) yang
meliputi gatra alamiah (kondisi geografis, demografi dan sumber kekayaan alam)
dan gatra sosial (ideologi, politik, sosial
dan budaya, serta pertahanan keamanan) yang merupakan satu kesatuan. Salah satu aspek yang terdapat dalam
ketahanan nasional gatra sosial tersebut disebut ideologi. Ketahanan pada aspek
ideologi dimaksudkan untuk membentengi masyarakat terhadap segala pengaruh
ideologi baik dari luar maupun yang datang dari dalam yang dapat menghambat
pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.
Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia berfungsi mengarahkan perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai
cita-citanya sehingga perannya sangat penting dalam kehidupan negara. Pemahaman
dan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila mutlak
diperlukan sebagai syarat dasar dalam upaya mempersatukan tekad dan semangat
untuk menjaga kelestarian hidup bangsa dan Negara serta konsisten terhadap
cita-cita dan tujuan bangsa yang telah ditetapkan.
Untuk mendukung terjaminnya pemahaman
dan pengamalan nilai-nilai ideologi yang sesuai dengan landasan bangsa dalam
masyarakat, ketahanan pada aspek ideologi menjadi sangat penting untuk selalu
dijaga setiap saat. Ketahanan pada aspek
ideologi merupakan salah satu unsur yang mendukung ketahanan nasional secara
langsung. Sebagaimana diketahui, bahwa dalam ideologi Pancasila mengandung nilai-nilai
karakter bangsa terdiri dari ketuhanan, keilmuan dan kebangsaan. Adanya keterjaminan pemahaman dan pengamalan
nilai-nilai ketuhanan, keilmuan dan kebangsaan merupakan wujud nyata dari
kondisi ketahanan nasional yang baik.
Karakter merupakan watak, tabiat, ahlak
atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,
berpikir, bersikap, dan bertindak. Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap
akibat dari keputusan yang telah dia tetapkan.
Karakter berintikan nilai-nilai yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai merupakan standar perbuatan
dan sikap yang menentukan siapa kita, bagaimana kita hidup dan bagaimana
memperlakukan orang lain. Sehingga nilai-nilai dapat dikatakan sebagai acuan
bagi seluruh diri dan perilaku keseharian baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap orang lain. Jadi pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan
melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi karena manusia
hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter
individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya
yang bersangkutan.
Lingkungan sosial dan budaya bangsa
Indonesia adalah Pancasila. Jadi
karakter bangsa haruslah berdasarkan pada nilai-nilai dasar dari Pancasila.
Dengan kata lain, pembinaan karakter
bangsa berarti mengembangan nilai-nilai dasar Pancasila yang berisi tiga nilai
dasar : ketuhanan, keilmuan dan kebangsaan pada diri setiap generasi muda
melalui cita, rasa dan karsa. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Ketahanan nasional bangsa akan tetap dan
semakin kokoh apabila didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dari
berbagai fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa mayoritas bangsa utamanya
generasi muda, secara umum telah mengalami degradasi nilai-nilai karakter
bangsa. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi semakin tergerusnya nilai-nilai
karakter bangsa, antara lain:
Faktor Internal. Pengaruh internal merupakan pengaruh yang
berasal dari diri pribadi, berkaitan dengan perspektif diri pribadi dalam
memaknai nilai-nilai yang diyakininya. Ketika diri pribadi memiliki persepsi
yang salah terhadap nilai-nilai yang diyakininya, maka perilaku yang muncul
pasti akan menyimpang dari nilai-nilai tersebut. Demikian pula sebaliknya,
ketika diri pribadi memiliki persepsi yang
yang benar tentang nilai-nilai karakter yang diyakininya, maka perilaku
yang muncul pasti akan sesuai dan berbanding lurus dengan nilai-nilai tersebut.
Faktor Eksternal. Pengaruh eksternal biasanya berasal dari
lingkungan eksternal, seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, media
massa, lembaga agama, dll. Pengaruh dari lingkungan eksternal tersebut bisa
merubah perspektif diri pribadi dalam memaknai nilai-nilai yang diyakininya.
Pengaruh eksternal tersebut dapat semakin memperkokoh nilai-nilai karakter yang
diyakini atau bahkan justru menghancurkannya. Dalam Karakter bangsa juga
memiliki nilai-nilai bangsa antara lain :
·
Religius
·
Jujur
·
Toleransi
·
Disiplin
·
Kerja Keras
·
Kreatif
·
Mandiri
·
Rasa Ingin Tahu
·
Cinta Tanah Air
·
Menghargai
Prestasi
·
Bersahabat/Komunikatif
·
Cinta Damai
·
Gemar Membaca
·
Peduli Lingkungan
·
Tanggung Jawab
2. Rendahnya Tingkat Kesadaran Ideologi
Bangsa
Secara umum,Pengertian ideologi
diartikan sebagai suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta
kepercayaan yang bersifat sistematis yang memberikan arah dan tujuan yang
hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.Kesadaran
terhadap ideologi bangsa harus dibangkitkan dan ditingkatkan. Nilai-nilai utama
Pancasila yang berisi nilai-nilai ketuhanan, keilmuan dan kebangsaan harus
ditanamkan, dipupuk dan disemai dalam jiwa segenap generasi muda sedini mungkin
melalui berbagai upaya yang dilakukan secara terprogram, bertahap dan
berkesinambungan. Generasi muda harus memiliki tingkat kesadaran yang tinggi
terhadap ideologi bangsa yaitu Pancasila. Dengan tingginya tingkat kesadaran
terhadap ideologi Pancasila, generasi muda akan mampu memainkan peranannya
dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia akan mampu
bangkit kembali menjadi bangsa yang besar dan disegani oleh negara-negara
lainnya di dunia. Untuk mencapai kondisi tingkat kesadaran ideologi bangsa yang
tinggi maka perlu upaya-upaya dari Pemerintah melalui kementerian yang
dipimpinnya untuk semakin menggalakkan peningkatan kesadaran ideologi melalui
berbagai upaya pembinaan karakter seperti : penyelenggaraan pendidikan dan
latihan, penataran, workshop, seminar, diskusi, dll. Sosialisasi ideologi Pancasila juga perlu
dilakukan melalui panayangan di berbagai media massa, baik cetak maupun media
elektronika lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika generasi muda bangsa
Indonesia memiliki tingkat kesadaran ideologi bangsa yang tinggi maka ketahanan
nasional juga akan semakin kokoh.
3.
Belum dikembangkannya landasan pedagogis untuk menanamkan kesadaran
terhadap nilai-nilai karakter bangsa
Bangsa Indonesia perlu mengembangkan
landasan pedagogis untuk menanamkan
kesadaran terhadap nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Selama ini landasan
pedagogis pendidikan karakter masih mengacu pada nilai-nilai budaya dan
karakter dari bangsa asing yang bercorak pragmatis, sekuler, atau sosialisme.
Bangsa Indonesia perlu menggali kembali nilai-nilai luhur dari kebudayaan asli
yang dimilikinya atau dapat pula mengakulturasikan dengan kebudayaan yang
berasal dari bangsa lain asalkan kebudayaan tersebut sesuai dan seiring dengan
kebudayaan bangsa Indonesia. Bangsa
Indonesia sebenarnya memiliki banyak tokoh pendidikan yang dapat menjadi
panutan dalam menghasilkan teori-teori pendidikan seperti Ki Hajar beragam
jenis teori pendidikan yang seiring dengan kondisi alam dan Dewantara, KH. Akhmad Dahlan, KH Hasyim
Asy’ari, dr. Soetomo, dll. Melalui pemikiran tokoh-tokoh pendidikan tersebut
bangsa Indonesia sebenarnya telah memiliki beragamnya kultur atau budaya yang
dimilikinya. Oleh karena itu Pemerintah yang dipelopori oleh Kemendiknas perlu
mengembangkan landasan pedagogis untuk menanamkan kesadaran nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa. Landasan pedagogis
yang dikembangkan harus mengacu pada nilai-nilai luhur dari budaya dan karakter
bangsa Indonesia sendiri. Apabila
landasan pedagogis telah terumuskan, maka perlu ditindaklanjuti dengan ujicoba
di lapangan dan langsung dievaluasi dampak atau hasilnya. Ujicoba dilaksanakan
melalui siklus penciptaan dan revisi, serta merupakan proses berkelanjutan
untuk menghasilkan pemecahan masalah dan temuan-temuan metode pendidikan yang
baru. Apabila hasil ujicoba memberikan dampak yang positif, maka landasan
pedagogis tersebut dapat diterapkan dan ditetapkan sebagai salah satu sistem
pendidikan yang mengajarkan pendidikan karakter bercorak ke-Indonesiaan.
4.
Belum adanya kolaborasi antar komponen bangsa dalam upaya menanamkan
kesadaran nilai-nilai karakter bangsa
Kolaborasi antar komponen bangsa yang
terdiri dari : orang tua, masyarakat, lembaga pendidikan, media massa, dan
lembaga agama harus segera diwujudkan, sehingga tercapai kesamaan visi dan misi
dalam menanamkan kesadaran nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
Masing-masing tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, karena masing-masing memiliki
ketergantungan antara yang satu dengan yang lain. Masing-masing komponen bangsa harus saling
berkolaborasi dengan menekankan pada
kerjasama yang saling menguntungkan. Masing-masing komponen bangsa harus
menyatu membangun kekuatan dalam kebersamaan, saling peduli, saling mendukung
dan bekerja sama dalam meraih keberhasilan yaitu membangun kesadaran
nilai-nilai karakter bangsa khususnya generasi muda. Antar komponen bangsa
seperti : orang tua, keluarga, masyarakat, media massa dan lembaga pendidikan
perlu menjalin kolaborasi yang saling menguntungkan dalam upaya menanamkan
kesadaran nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Untuk itu perlu upaya
penyamaan visi dan misi dalam menangani masalah nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa.
Apabila
ketiga permasalahan yang mendasar tersebut dapat dipecahkan melalui upaya
pembinaan karakter yang terprogram dan terus menerus, maka ketahanan nasional
yang kokoh akan dapat tercapai.
Ketercapaian ketahanan nasional bangsa
pada gilirannya akan mampu
meningkatkan kesejahteraan, kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang besar dan disegani oleh negara-negara di dunia.
Sejarah
telah membuktikan bahwa hanya manusia yang berbudaya dan beradab, taat pada
nilai-nilai ajaran agamanya, menguasai dan mampu menerapkan ilmu pengetahuan
untuk memecahkan masalah kehidupan, cinta tanah air dan bangsa, akan mampu
berkembang menjadi manusia yang terampil dan unggul, karena memiliki
produktifitas, dan daya saing yang tinggi.
Masyarakat dengan SDM yang unggul tersebut akan semakin meningkatkan dan
mempertahankan peradaban yang telah dicapai, yang sejahtera dan berkeadilan.
KESIMPULAN
Degradasi
karakter bangsa khususnya generasi muda yang kini dalam kondisi yang
memprihatinkan dapat diatasi melalui upaya pembinaan karakter generasi muda
yang terprogram, bertahap dan berkelanjutan.
Nilai-nilai karakter yang dibina harus selalu mengacu pada nilai-nilai
dasar Pancasila yang terdiri dari nilai-nilai ketuhanan, keilmuan dan
kebangsaan. Untuk penanaman, pemahaman, dan penguasaan terhadap nilai-nilai
tersebut diperlukan landasan pedagogis yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
serta memerlukan kolaborasi yang harmonis antar komponen bangsa yang meliputi:
orang tua, lembaga pendidikan, lembaga agama, media massa, dll. Keberhasilan didalam pembinaan karakter akan
dapat meningkatkan sumber daya manusia
yang pada gilirannya akan mampu
memperkokoh ketahanan nasional bangsa Indonesia